Terus Berkarya Tanpa Peduli Orang Lain Mau Menerimah atau Tidak - Siraj Anggara

Minggu, 10 Oktober 2010

Biar Air Mata Ini Terus Mengalir

Kasih, kini engkau telah bahagia

Engkau telah mendapatkan kehidupan

Yang lama kau nantikan

Di masa indah itu…

Aku pun juga bahagia

Namun, disisi lain aku juga sedih

Dan kecewa pada diriku sendiri

Karna aku tak berarti dalam hidupmu

Kau pergi dengan alasan

Untuk mendapatkan kebebasan

Engakau tak salah jika pergi

Karna engkau punya hak

untuk mendapatkan apa yang engkau ingin

Kau katakan, bahwa kau senang jika melihatku

Dan bahagia jika bersamaku

Tapi semua itu berbalik dari yang terjadi

Ternyata kebahagiaanmu tak ada pada diriku

dan engakau tak menganggapku ada

Aku berharap…

engkau tak mengatakan itu lagi padaku

karna kata itu semakin membuatku

sakit dan sedih

biarlah air mata ini terus mengalir

menyadari diriku yang tak berari



01 Juni 2010

Kamis, 03 Juni 2010

Panah Durjana Kekuasaan

Panah durjana kekuasaan
Telah menusuk hati para penguasa
Nampaknya begitu kuat dan kukuh
Dan begitu sulit untuk melepasnya

Belenggu ikatan halus tapi erat
Sampai tak kuasa lagi untuk melepasnya
Menggerakkan kata nurani
Hingga tergiring dalam kebiadaban

Negeri ini yang penuh sesak
Dengan kabut-kabut ketidakadilan
Perubahan pun sekedar kabar angin
Terlintas dalam sejuta janji

Keteguhan hati telah terobohkan
Dan jatuh ketangan iblis
Hingga keserakahan dan moralitas
Tak terbedakan lagi

Mereka hanya bisa bersenda gurau
Di atas rintihan perih rakyat
Mereka hanya bisa buat bencana
Di tengah aliran kehidupan negri ini

jika kita rindu

Falsafah Mandar
yang takkan pernah terlupakan
“Pitu buttu pitu ta’ena ayu,
Sangnging anccur naola salili’u”
“tujuh gunung tujuh tangkai kayu,
semuanya hancur dilalui rinduku”
jika, kita rindu dengan keadilan
rindu dengan kebenaran
rindu dengan kebebasan
rindu dengan kedamaian
rindu dengan kesejatraan
maka semua yang menjadi penghalang
akan musnah,
karna ketika kita rindu pada sesuatu
pastinya kita akan berusaha untuk bertemu
walaupun harta, jabatan,
bahkan nyawa sekalipun
ikut menjadi korban
untuk bersua dengan sosok yang dirindukan
tapi, pernakah kita rindu dengan semua itu?
jawabannya tak ada dalam buku
dan tak ada dalam media apapun….
jawabannya ada di dalam hati
dan ada pada tindakan…
siapapun yang akan memimpin majene
saat ini sampai akhir nanti
haruslah memiliki kerinduan itu.
sebagai spirit Majene yang lebih baik
untuk selamanya…

Kamis, 27 Mei 2010

Jiwaku Telah Melebur Dalam Cintamu

Kusadari, bahwa aku yang salah

Telah melepasmu…



Kini, aku tak bisa menafikkanmu

Bahwa kaulah terindah…

Yang pernah mengisi hatiku…



Meski kini ku ada yang memiliki

Namun tak mampu…

Merubah cintaku padamu



Penyesalan kini telah hadir …

Di tengah rapuhnya hatiku…

Kebahagiaanku terpuruk dalam perih



Saat ini, aku tak bisa merasakan

Rasa cinta di saat bersamamu….

jiwaku telah melebur dalam cintamu

Sebatas Harapan

Aku tak pernah menginginkan
air matamu jatuh karna ku..
aku hanya ingin
bibirmu tersenyum
jika bersamaku...
dan ..bukan melemparkan sepi
menaburkan sunyi....
Di antara kita....
namun semua itu
hanya sebatas harapanku
Kini, biarlah rindu Yang sepi....
Menebang hatiku yang perih
Tebas dalam jiwa tersiksa
menatapmu dalam mimpi indahku...

Sendiri Dalam Sepi

Kini tak ada lagi dirimu
sunyi seras semakin menggigil
kehampaan yang kurasakan
tak lagi bertepi

Kerinduan yang tak berarti
semakin meluap dalm hati
bayang-bayang cintamu
selalu menjelma di alam fikiranku

Kini kutak lagi menanti
namun kunhanya merintih
hati resah dalm menggigil
sendiri dalm sepi

Dirundung Rindu

Ketika dirundung rindu

Wajahmu merayap dalam hatiku

dan merambat dalam anganku

Tertumpuk cinta dalam jiwaku



Kadang ku terdiam seribu bahasa

Pandanganku kosong jauh menerawan

Dan tak jarang

kumenangis dalam sepi



Dan… kini biarlah aku

Merasuk dalam jiwamu

Menungguh di telaga hatimu

Mengukir cinta di alam fikiranmu

Kasih Telah Pergi

…Dibalik luka
Kuberhenti berharap
Kesejukan embun pagi
Meredam perihku

…Tangisan hati
Kuberhenti menanti
Cahaya mengalir
Mengenai kegelapan hati

Kasih… telah pergi
Melepasku dalam sepi
Menghilang dalam sunyi
Hampa pun terdampar mati

Kasih… telah pergi
Tersimpang dalam hati
Melayang dalam rindu
Dan kenangan bersemayang di benakku

Pagi Yang Indah

Saat kuterbangun di pagi hari
kubuka jendela kamarku
Udara berhembus menawarkan kesejukan
ku menatapi indahnya dedaunan hijau
Angin mengetuk mendung
tetesan embun terus menitik
hinggap membasahi dedaunan
Pelangi membentang di udara
berbagi keindahanya
mewarnai pagiku
Mentari pun tak mau tertinggal
cahayanya hadir, membawa kecerahan
hingga, pagiku semakin indah terasa

Meninggalkan Kepedihan

Nafasku seakan terhenti
saat hatimu tak lagi inginkan aku
kau menusukkan kelam dihatiku
melepaskan diri dalam genggamanku
bergegas pergi,
saat ada dipelukku.
inginku mencari dirimu
kiranya tiada arti lagi
kau pun kini telah bahagia
meninggalkan kepedihan
dan… biarlah sedih ini terpendam
dalam rindu yang tak bertepi

Merah Putih Cinta

Engkau yang terindah
Yang pernah mengisi hatiku
Namun tak pernah
harapkan kehadiranku
engkau datang dengan cinta
dan pergi meninggalkan luka
merah putih cinta
kau persembahkan untukku
yang kini mewarnai hatiku
merah berarti luka
dan putih, tulus dan suci
itulah cinta yang kau miliki
membuatku terjatuh
kelimbah kehinaan

PENGORBANAN CINTA

Mengapa seseorang rela berkorban
demi cintanya..?
Mengapa seseorang rela menantang
maut demi mendapatkan cintanya…?
Kerelaan yang tak pernah
mengharapkan balasan
Ketika menetapkan hati
memberikan cinta
butuh sebuah pengorbanan
Karna kemestian cinta adalah pengorbanan
Ketika akal dengan segenap kecongkakannya menertawakan cinta
karna kesetiaan dan pengorbanannya
Cinta malah semakin bangga
di atas kesetiaan dan pengorbanaan
hanya api cintalah
yang mampu tuk berkorban.

Cinta Terakhir

Kepadamu tepatut hati penuh cinta
Cinta yang bersembunyi
Dibalik kegelapan
Kini kutemukan dalam cahaya

Sebuah hati menjadi lunak
Rindu yang selalu bergetar
Ketika bayangmu terlantung
Pada mimpi demi mimpi

Saat ini dan sampai akhir nanti
Cinta itu takkan pernah lari
Dalam kalbuku

Engakau cinta terakhirku
Namun takkan pernah berakhir
Walau jazatku kan terkubur dalam bumi
Cintaku tak kan pernah mati

Selasa, 25 Mei 2010

Perangkap Cintamu

Berlumut waktu kumenanti
Rasa mengembara dalam hatiku
Kucoba mengetuk pintu hatimu
Namun perih yang menyambutku
Kutelah terjerat
dalam perangkap cintamu
Tertipu oleh rayuan manismu
Hingga aku tenggelam
Dalam air mata perihku
Menghanyutkan seluruh cintaku
kedasar hatiku yang terluka
Kini tak ada lagi gelembung cintamu
dan nafas kasihmu
telah berakhir
Hingga cintaku mati
bersama mimpiku

CIGARETTES (rokok)

Dalam fikiranku ingin pergi darimu
namun rasaku tak mampu meninggalkanmu
Terkadang engkau menjauh dariku…
namun kau tetap teman dalam hidupku

Walau orang lain memakimu
tapi aku tetap bangga padamu
Walau aku sadar kau akan membunuhku
tapi rasaku engkau menghidupkanku...

Aku membakarmu…
bukan karna aku membencimu
namun aku hanya ingin
memberi kecupan untukmu..

Kau telah merasuki fikiranku
Merenggut rasa di hatiku …
Bibirku hampa…
Tampa… dirimu…

Tetesan Hujan Di Langit Mandar

Sinar mentari mulai meredup
Ditutupi awan mendung
Kemudian menumpahkan dinginnya
Keindahan kasih sayang

Tetesan hujan di langit mandar
Adalah tetesan-tetesan kehidupan
Membasahi semua apa yang di bawahnya
Menghidupkan segala yang di kenainya

Tetesan hujan di langit mandar
Adalah tetesa-tetesan kedamaian
menyirami jiwa yang gersang
memadamkan api amarah

Tetesan hujan di langit mandar
Adalah bitiran-butiran cinta
Yang menetes dalam hati
Menenggelamkan sepi dalam sunyi

Setetes guratan hujan
Menjelma pelangi indah
Membingkai matahari yang redup
Menghentikan aliran-aliran ritihan perih

Tuhan… jangan kau biarkan tetesan darah
mengalir ditanah harapanku
jangan kau biarkan tetesan airmata
yang mengalirkan kebencian yang perih
dalam duka yang lara

tuhan tetaplah Engkau tumpahkan
tetesan-tetesan cintah-Mu
tetesan-tetesan kasih-Mu
yang mengalirkan kehidupan damai

Senin, 24 Mei 2010

Dimana mereka

Salahkah jika aku bertanya…?

Diamana mereka…?
yang menjanjikan kesejahteraan
benarkah rakyat sudah sejatrah

tapi mengapa masih banyak rakyat miskin…
menagapa masih banyak rakyat buta rungu….
ada apa dengan rakyat…

mengapa rakyat masih saja
menjerit dalam penderitaan
dan selalu ada di bawah penindasan

dimanakah mereka…?
Yang menjanjikan kebebasan
Ternyata rakyat belum terlepas penjajahan

Penggusuran terjadi dimana-mana
Banyak Anak-anak yang tak mengenal pendidikan
Hak rakyat terinjak-injak

Dan Sadarkah mereka…?
bahwa kursi yang mereka duduki
Adalah hati rakyat

Sadarkah mereka…?
Bahwa AC yang mereka nikmati
Adalah kepercayaan rakyat

Sadarkah mereka…?
Bahwa plat merah yang mereka tumpangi
Adalah kaki rakyat...

Dimana hati mereka…?
Mengapa pedang kekuasaan
terus mengiris kepedihan rakyat

Dimana fikiran mereka…?
Mengapa Api keserakanhan terus membakar
Kehidupan rakyat tiada henti

Apa salah rakyat…?


11 Pebruari 2010

Bulan dan Bintang

Bulan bersinar dan tersenyum
Bersembunyi di balik awan
Dia tersenyum karna masih bisa Menyinari bumi dan isinya

Namun dia bersembunyi
Karna tak sanggup melihat bumi
yang tercabit – cabit

bintang indah bertabur dalam pekat malam
berkedip seakan kelilipan
dia bertabur tuk menghkiasi malam

namun dia terus berkedip
tak tahan melihat tatanan bumi
yang selangkah lagi dalam kehancuran

Pemimpin harapan kami

Wahai, pemimpin harapan kami...
Jangan kau lukai negri ini
memaksa rakyat mencicipi perih

Jangan kau sakiti negri ini
Mengalirkan derita yang menyayat hati
Menganiaya rakyat miskin

Jangan kau tipu negri ini
dengan memeras hasil peluh rakyat
mengambil segala hak mereka

Jangan kau bohongi negri ini
Dengan janji-janji yang tak bermakna
Tapi kami butuh tindakan

Kami katakan... jangan...
Jangan sentuh negri ini
dengan tangan kotormu

Jangan kau mendekat
Jika kau tak bisa mengartikan luka
Yang telah lama mengiris rakyat

Jangan kau hembuskan badai
Gemuruh keserakahan
Yang mengombang-ambingkan kehidupan


Jangan ketika hanya kepentinganmu
Kami butuh seorang pemimpin
bukan pemimpi

10 Pebruari 2010

Biarlah kami memilih

Biarlah kami memilih...
Pemimpin Sesuai nurani
Menentukan kehidupan bangsa
Menata indonesia pada perubahan
Biarlah kami memilih...Pemimpin
Yang ingin mengabdi kepada negara
Mampu membangkitkan negri
Dalam keterpurukan
Kami tak perlu retorika, rayuan manismu
Tapi kami butuh komitmen
Kami tak perlu janji-janji semu
Tapi kami bukti bukti
Kami tak perlu lembaran uangmu
Tapi kami butuh perhatianmu
Kami tak ingin jatuh dalam jeratanmu
Maka biarlah kami memilih
Kami ingin keadilan
Tapi enggan diberikan
Kami butuh perhatian
Tapi tak pernah dipenuhi
Kami hanya ingin kepastian

Dewa Kehancuran

Dewa kehancuran telah turun kebumi
menyelinap disetiap benak manusia
Tebar pesona disetiap mata
dengan bertopenkan kebenaran

Dia menjelma sebagai pahlawan revolusi
Bisikan-bisikannya menghipnotis
di Segenap jiwa
hingga menyebar di mana-mana

Disetiap lantunan kata terucap
meluluhkan dan menghanyutkan
hingga terngian hampir tiada salahnya

Mereka selalu berbicara kebenaran
namun mereka jualah
yang mendustakan kebenaran

Mereka selalu menawarkan solusi
namun mereka jualah
yang mengundang volusi

Mereka yang berdiri menegakkan hukum
namun mereka jualah
yang menafikkan keadilan

Mereka selalu menawarkan perdamaian
namun mereka jualah
yang mengundang peperangan

Karna kerakusanya
mereka selalu nampak didepan layar kaca
layaknya selebriti
mendominasi seluruh media

Tiada yang mampu mengusirnya
dimuka bumi ini
semakin dicoba untuk dibunuh
malah beni-beni Dewa Kehancuran
semakin meluap dan membumi

Dan kini biarlah waktu
yang mengakhiri langkahnya
dan menhapus segala jejak mereka.

Tak Terbendung

Hati sebening embun
debu-debu dosa beterbangan
bergulir dalam kehidupan
telah merabunkan mata hati

Hati pun mendung dan merintih
menitikkan gerimis air mata
selalu diterjang badai kehancuran
di tengah-tengah keinginan hasrat

Hati bergeser dari tempat berpijak
keyakinan tak tebendung lagi
keserakahan pun mengalir deras
di sela-sela kehidupan

Taman kehidupan mulai gersang
kesejukan pun nampak jauh terasa
tak ada lagi yang mampu menyadap
kekejaman kehidupan yang tak sedap

Pembenaran Menjadi Kebenaran

Pembenaran kini menjadi sebuah kebenaran
pembenaran telah menggeser kebenaran
pembenaran kini bertahta diatas kebenaran
pembenaran menjadi raja iatas raja….

Kebenaran telah menangis…
kebenaran telah merintih…
kebenaran telah pergi..
kebenaran telah menghilang

Kebenaran kini di persimpangan jalan
hanya kearifan dan kesadaran...
yang akan mematahkan sebuah pembenaran
untuk mengibarkan bendera kebenaran…

Kebenaran kini bersembunyi di balik kegelapan
hanya cahaya ilmulah…
yang akan menghancurkan hijab pembenaran
untuk menampakkan sebuah kebenaran

Buaya-Buaya Nakal

Aku tersenyum untuk melupakan kepedihan
tapi tangisku tak kunjung redah
disaat buaya-buaya itu nakal
menikam dari belakan
untuk memangsa semua hak rakyat
buaya-buaya itu berendam dalam lumpur politik
aku herang dengan buaya itu
karna dia mampu menelang banyak mangsa
hampir semua orang patah harapan
melihat keganasannya
dia tidak hidup dua alam
tapi mampu menguasai dua alam
kemudian menindas habis-habisan
senyumannya mampu menghipnotis semua manusia
dan meracuni tatanan bangsa
dialah yang memporak-porandakan negri ini

Masikah Keadilan itu Merupakan Mutiara Kehidupan


Keadilan yang dinantikan
Dan sebuah harapan besar setiap insan
Keadilan bagai hujan dan terik matahari
Yang menyejukkan dan mengahangatkan hidup ini
Tapi harapan itu pupus
saat terjatuh pada sebuah janji yang semu.
Sebuah fatamorgana keadilan
yang kembali menampar kesadaran
tentang keadilan yang berjuta-juta dialunkan
Masikah keadilan itu merupakan
Mutiara kehidupan
Jika hanya keserakahan adalah pedang kehancuran
kenapa ketidakadilan begitu semena-mena
mendiktekan kehancuran kehidupan
di mana mutiara keadilan itu?
Yang sekian lama dinantikan
Sejak kehidupan begitu kejam
Sampai hari ini tak datang jua
Alur kehidupan menggigilkan belantara tangis
dan dera luka batin disetiap insan
yang merindukan keadilan
keadilan yang akan melekatkan
di lekuk insan pada kelayakan hidup
janji-janji keadilan
hanya sebuah sepenggal dusta
yang datang menenagkan hati
kemudian pergi meninggalkan perih.
Bulan menaburkan cahaya
dan kerdap-kerdip bintang dilangit tua
memaksa terbang melambung tinggi
dalam khayalan tuk melihat sebuah keadilan.



Sabtu, 22 Mei 2010

Kemana Kita Dibuang oleh Penguasa

Mengapa kita kehilangan cahaya
Ketika kita rindu dengan kebebasan
Malah kita terpenjara erti
Yang meneteskan duka

Mengapa ketika kita ingin kepastian
Kita pun selalu tertipu oleh kebohongan
Dalam ketidak jelasan
Yang membentuk ketiadaan

Kengapa ketika kita dalam kejujuran
Kita selaluh ditemani fitnah
Yang berkabung dalam gelap kehidupan
Kemudian menghuja dalam tangisan

Mengapa ketika kita ingin
menggenggam kebenaran
selalu saja manisnya dosa
terlempar dalam hidup kita yang hampa

Mengapa disaat kita merintih
Memanggil keindahan
Kesepianpun datang mencaci
Menertawakan butiran-butiran air mata

Mengapa disaat kita melawan
Sakit yang tak terhingga
Kita semakin tenggelam dan terhanyut
dalam ranah kekosongan

Mengapa disaat kita terus bertahan
kita semakin terguyur dengan penindasan
memaksa meledakkan jiwa
dan mati dalam kehinaan

Mengapa ketika kita bersabar
Mengecup hati yang hening
dan menanti sebuah cinta dan kasih sayang
Kita semakin terpuruk dalam kebecian

Kemana kita di bawah oleh nasib
Kemana kita dibuang oleh penguasa
Dimana kita menempuh jalan pembuangan
Dan hidup dalam peransingan

Jumat, 21 Mei 2010

Bumi Telah Menangis

perjalanan manusia
Menapaki kehidupan bumi
Warna warni hidup datang silih berganti

bumi yang lelah dengan kesabarannya
meluapkan
segala jeritannya
di daratan dan dilautan

bumi yang sekarat dan lemah
tak mampu lagi membendung
segala makhluk yang berkaki tiga

bumi yang geli
tersentu tangan-tangan jahil
hingga bumi dalam ketimpangan

bumi yang sesak
menghembus gunung-gunung hingga meletus
ombak menghempas disepanjang daratan

bumi meneteskan peluh
terus menitik bagai batu
hingga menelang segala isinya

bumi yang letih
dipijak oleh kaki-kaki yang angkuh
hingga terbelah dan runtuh

bumi yang telah keriput
diselimuti make up teknologi
terkesan cantik dan begitu indah
kini dalam kepincangan

bumi telah menangis
dalam diamnya menyimpan rindu
rindu memeluk para pendusta kebenaran

Janji-janji Manis

Pesta demiokrasi politik
Dimana Agama sebagai pelampung
Ditengah samudra politik
Janji-janji manis beterbangan
Di tengah pablik
Dengan tiada henti
Berkoar-koar memperjuangkan
Hak rakyat menuju kesejahteraan
Mereka adalah tempat rakyat
Berteduh dari panasnya ketertindasan
Dan sebagai tempat meluapkan
Curhat bagi keterpurukan kemiskinan
Namun kini kenyataan pun
Menampakkan diri mereviw kembali
janji-janji manis yang telah terukir
di tengah harapan seluruh rakyat
bukan kesejahetraan yang terjadi
namun kemelarantan yang menjadi-jadi
penindasan pun semakin memanas
dan kemiskinan semakin bangga
di atas keserakahan.

Kamis, 20 Mei 2010

Di bawah Permalingan Di balik Jabatan

Rakyat kecil selalu menjadi korban
Pemerkosaan hegemoni politik
Yang selalu memuja nafsu animalisme
Dan kini masyarakat lemah
Begitu sulit mengontrol prestasinya
Untuk mencapai tangga kehidupan manusiawi
Mereka tertekan oleh petualang nafsu keserakahan
Mereka selalu ada dibawah
Permalingan di balik jabatan
Yang selalu ingin memiliki keuntungan
Mereka terus tertindas… tertindas…
Dan terus tertindas
Dan ketika mereka tertindas
Ustazd budak Neolib, penjual ayat-ayat Tuhan
Datang kemudian berkata:
Sabar...!!! “sabar itu disayang Tuhan…
Dan ketika kamu bersabar
Nanti kamu akan masuk syurga…”
Tapi apakah sabar itu hanya terdiam
dan menerima semua ketidak adilan,
kemuadian sabar itu
akan bisa menyelesaikan persoalan?
Tidak… tidak… kita harus melawan
Jangan mau jadi tumbal keserakahan.

Cinta Salah Tingkah

Cinta begitu mudah diucapkan
Dengan kata-kata indah
terkadang cinta jadi korban
Para pecinta yang salah tingkah

Hingga cinta itu semakin abstrak
Tapi sebenarnya cinta itu begitu nyata
Jika pecinta itu mampu memahami
makna yang tersembunyi dibalik cinta itu

cinta seorang pemimpin
adalah cinta yang dinanti oleh rakyat
namun kini telah ternodai oleh kata dusta
yang bersemi dalam janji-janji semu

rakyat pun begitu sulit memahami cinta
bersama harapan yang telah sirna
kemudian terhempas oleh badai kebohongan
hingga hati rakyat berlumurkan luka

cinta sang pemimpin
kini hanya bisa berbuah tetesan air mata
yang menggilas kehidupan rakyat
dalam kelam kegelapan

Sabtu, 01 Mei 2010

SEBENING KEINDAHAN BARANE DI KALA SENJA


Sekilas mata memandang lautan
Sebening keindahan Barane di kala senja
menciptakan kedamaian
yang begitu memikat hati

Seolah hembusan angin menyapa
Mebisikkan kebahagiaan
Melepaskan semua lelah
Kemudian meredam tangisan jiwa

Ombak yang berbuih putih
Menjerit memanggil-manggil
mengajak menikmati indahnya syurgawi
hingga hati terasa sedemikian fitri

Terdengar suara merdu
kicauan burung terbang di udara
iramah terindah mengalung dalam hati
seperti nyanyian bernada cinta

sang pecinta pun asyik
bercengkrama dengan sang kekasih
tak sadar bahwa senja akan menjadi saksi
sejarah bagi mereka

dan ada pula yang disertai dengan gurau
meriahkan hatinya
menikmati keindahan
di bawah langit yang berawan

Mentari menderang dalam cahayanya
merubah warna samudra
diwarnai beribu cahaya
hingga seluruh alam berselimut cahaya

dan ketika cahaya itu mulai memudar
terlihat perahu berdayung di atas laut
laksana bayang-bayang mengikuti cahaya
kemudian senja pun meninggalkan kegelapan



Kenangan Muram



Di sela pikiranku yang menerawan
Berbisik dan bercengkrama
Di bawah gemerlap musim panas
Aku mencoba menganalisis kerinduanku
Aku menyerah pada imaginasi
Membias tentang masa lalu
memeberikan umpan pada otakku yang terbatas
terus bercabang tak berujung
masa laluluku yang begitu muram
yang kini masih terapung dibenakku
saat kenangan itu kembali
dalam hayalku seakan-akan terbang
pergi menjauh dariku
dalam serpihan-serpihan kabur bertuturan
seperti badai salaju yang berhembus
betapa perih mengingat masa lalu itu
menghimpung dan menusuk
kemudian memeras seluruh sari kalbuku
air mata pun tak cukup
meredam hatiku yang telah pata.

Selasa, 27 April 2010

Jeritan Hati

Jeritan hati dari siksaan rindu
Disepasang mata …
Dan selalu terbayang
Membuat sebelah hati ….
selalu mengenangmu…
Disetiap langkahku….
bayangmu s’lalu mengikuti jejakku
dalam mimpi hanya dirimu
hingga tak dapat
ku tolak rindu….
Sebuah do’a
Dalam puisi untukmu…
Keluar dari lidah yang basah
penuh dengan cinta…
Tertulis oleh tangan berat
menanggung rindu…
hati yang terbelenggu derita
kini semua t’lah lepas
dalam pelukmu..

Terdampar di antara duri


Apa yang dirasakan hatimu saat ini
begitu sulit rasanya aku tuk mengerti
saat aku memberikan cinta
namun kau malah membalas dengan luka
itukah gambaran cinta di hatimu
begitu perih aku rasakan
kini aku terkapar di antara duri dustamu
terapung ditengah rapuhnya jiwaku
kini kutak lagi berarap
kan ada hati sebening embung
yang mampu menyejukkan hatiku
dan kebesaran jiwa yang mampu membebaskanku
dalam keterpurukan cinta
kepergiannmu...
cukuplah rasanya untuk membunuhku..

Minggu, 25 April 2010

Kepastian Di Hatiku

Kehadiranmu adalah dambaanku
Mencintaimu adalah kepastian di hatiku
Menyayangimu adalah hasrat di jiwaku
Bersamamu adalah yang terindah dalam hidupku
Memelukmu adalah impianku
Yang kini hanya patamorgana
dalam batas hayalku
begitu risaunya hati
Saat kau terlepas dalam genggamanku
Dan pergi dari pelukku yang kini menyiksaku
Telah kuberikan semampuku
segala yang engkau inginkan
sampai kini kau tak mau mengerti
mungkin hanya kematiankulah
yang akan menyadarkanmu
betapa besar cintaku padamu
dan arti cintaku yang sesungguhnya
sampai aku terkubur di bawah batu nisan
cinta itu kan tetap ada hatiku
kemudian… cinta itulah
yang akan membankitkanku kembali.

Sabtu, 24 April 2010

Mencari Bayangan

Saat kegelapan hadir di tengah bumi yang sepi
Dan di saat hati ini gersang
Dalam pekat fikiranku
Aku mencari bayangan kedilan
Yang mengalung dalam kelamnya hidup ini

Aku rindu ketika bayangan itu hilang dan jauh berlalu
Kemudian hanyut dalam tempat terlarang
Di saat semua mata berpaling dari bayangan itu
Tak terhirau di mana dia bersimpuh
Masihkah bayangan itu kan melintas di alam fikirku

Aku mencari bayangan yang hilang
Aku menyuruh cahaya untuk menampakkan bayangan itu
Namun cahaya tak mampu menampakkannya
Kemudian aku menyuruh angin membawa bayangan itu
Angin pun juga tak mampu membawanya

Aku bertanya kepada malam
Di mana bayangan itu pergi
Malam pun terdiam dalam gelap
Kemudian aku bertanya kepada awan hitam
Di mana bayangan itu singgah
Malah dia menitikkan gerimis air mata


Segelintir do’a kulepaskan
lewat lidah yang kelu
Menatap tangis langit mekar yang retak
Jiwa meraung dalam merindu bayangan hilang
Nafasku kian menggebu
Ketika kusebut dengan menderu bayangan itu.



SEBUAH MIMPI INDAH DI BAWAH LANGIT MANDAR

Sebuah mimpi di lereng kota tertua di tanah harapan, sebagai tempat pijakan manusia mandar, telah merasut sebuah mimpi dalam tidur panjangnya. Mimpi itu adalah sebuah mimpi yang terindah yang pernah ada di bawah langit mandar, yang kini menjadi sebuah beban moral bagi masyarakatnya. Salah satu kunci meraih kesuksesan adalah bermimpi, dan jangan pernah berharap kesuksesan akan datang memelukmu jika tak pernah bermimpi dan tak ada orang yang sukses tampa bermimpi lebih dulu.

Seperti majene merangkai sebuah mimpi sebagai pusat pendidikan di Sulawesi Barat. Tapi haruskah majene akan terus bermimpi? Ataukah itu hanya sebuah ilusi dengan sejuta kebohongan. Majene sebagai pusat pendidikan tak pernah terhenti dilantungkan para masyarakat birokrasi dan para cendekia-cendekia. Belum lagi dari seminar-seminar dan dialog-dialog yang berbauh pendidikan tak luput menjadi obyek pembicaraan. Namun sangat naif rasanya jika mengatakan belum ada gagasan atau konsep yang ril tentang majene sebagai pusat pendidikan. l

Terkait dengan para pengambil kebijakan yang belum terpatok hatinya dengan pendidikan, dan belum ada realisasi sebagai pusat pendidikan. Hal ini terbukti dengan adanya perguruan tinggi yang dinafikkan di penerimaan CPNS kemarin, dengan melantungkan alasan-alasan yang basi, sama sekali tidak logis dan tidak dapat dibuktikan secara yuridis kemudian hanya bisa berselingkuh dengan kebodohannya. Tampa mereka sadari yang mereka nafikkan adalah salah satu icon generasi masa depan saat mereka tak mampu lagi merangkai kata yang tak bermakna. Pada hal perguruan tinggi itu sudah di akreditasi dan diterima ijazahnya ld Kabupaten lain. Ada apa dengan perguruan tinggi itu?

Dalam dialog K3 kemarin “Menggagas Majene Masa Depan Yang Lebih Baik”, Salah seorang siswi yang berprestasi di kancah nasional, angkat bicara karna tak mendapatkan fasilitas yang mestinya dia dapatkan dari pemerintah daerah. Belum lagi para pengangguran beridentitas intelek yang hanya bermodalkan lembaran ijazah menjadi seorang pecandu PNS dengan tampa perhitungan, layakkah atau mampukah membawa tanggun jawab sosial dan moral itu. Ataukah karna mereka dekat dengan api maka mereka merasakan panasnya api itu? Dan keadilan itu bisa dibeli dengan lembaran uang yang dapat mebutahkan hati pada ruang sosial. Masih banyak lagi masalah pendidikan yang muncul di permukaan Majene kemudian melahirkan tetesan air mata. Ketika hal ini masih terus terulang, maka Majene sebagai pusat pendidikan akan menjadi sebuah broken dream bagi masyarakat, dengan harapan yang bercampur baur dengan kekhwatiran dan kebingungan.

Jika majene ingin menjadi pusat pendidikan harus mengedepankan keprofesionalimean, mulai dari tenaga pendidik, pengawai, DPRD sampai pada pemimpinnya (semua yang ada dalam ruang lingkup birokrasi). Dan pemerintah harus serius dalam menanggapi gagasan dialog K3 kemarin, yang bisa menjadi bahan rujukan pemerintahan daerah pada priode selanjutnya. Jika pemerintah mampu merealisasikan gagasan itu maka Majene bukan hanya menjadi pusat pendidikan namun akan menjadi kota impian dan punya daya saing di masa yang akan datang, tidak hanya dikenal sebagai kota yang penuh dengan misteri.

Kamis, 22 April 2010

Sayap Pergerakan Yang Patah


Semilir angin getar pergerakan
mencari sepenggal bayangan keadilan
memahami cahaya kebenaran yang hilang
terhampar sejuta tanya dalam asa
yang menyita kebahagiaan rakyat

rakyat bermodalkan luka
Terendap lara dalam serpihan perih
teramat sangat inilah rasa
duka rakyat yang tak terukur
masikah kita kan tetap terdiam?

Sayap pergerakann yang patah
Harus kembali utuh
Terbang keruang sosial
Dan Membangun paradikma baru
Berbasis kenyataan

dan harus mampu mendayung
perahu pergerakan
di antara gelombang global yang pasang
yang dapat menghancurkan biduk kita
yang telah rapuh

Pergerakan tak boleh surut
Bangunlah pergerakan
dan tumbangkan para penindas
untuk menyelamatkan ekonomi rakyat
yang terbunuh oleh pasar global

Pergerakan harus menjadi kekuatan
Untuk membuka aib para penindas
Di depan hukum
bebaskan rakyat dari penjajahan
Yang selalu menghantui

Tetaplah berjuang kawan…!!!




16 maret 2010


Rabu, 21 April 2010

"Keresahan Sosial”


Kekuatan politik dan mekanisme kultural
Tak mampu membongkar
Keresahan sosial masyarakat
Dalam Ketimpangan masih begitu rapuh

Rakyat merasa tersinggkir dinegri sendiri
Mengungsi Layaknya dalam suasana perang
Bahkan peluhnya diperas
Sebagai buruh kapitalisme dunia

Kaum mustadaafin menjadi miskin
Tertindas oleh sistem hegemonik
Pemberantasan kemiskinan terlempar
Dalam ruang yang kosong

Nampaknya agama pun menjadi korban
Sebagai sebuah simbolis Kesalehan sosial
Yang bisu terhadap kemungkaran
Kini Telah hilang nilai moralitasnya


04 Maret 2010

Selasa, 20 April 2010

PLN “Di balik Kegelapan”

Ketika senja di telan kegelapan
Cahaya pun berhenti mengalir
Bintang-bintang terlihat redup
dan bulan berslimut awan
Malam pun jadi gelap
Berharap PLN menyinari malam
Malah dia bersembunyi
Di balik kegelapan
Entah mengapa
tak mau menampakkan dirinya
Gensek-gensek pun berteriak
di sepanjang malam
dan lilin-lilin kecil
jadi korban kegelapan

Rakyat Terbias Luka

Setiap kata terbungkus cerita
Mewarnai setiap ruang hati
Dalam pekat kebimbangan
Terhempas janji-janji sejuta kebohongan

Derai canda kebahagiaan mereka
Tersapu gemuruh badai kekuasaan
Hanya Tegar yang menjawab isak mereka
Bertutur dalam ribuan kata

Terkadang mereka tertipu oleh mimpi
Mimpi terjadi perubahan
Keadilan mengahapus keserakahan
Kebenaran menyapu kezdaliman

Namun perubahan berkelana di atas fatamorgana
Memaki tarikan nafas yang pilu
Bermandikan air mata
Di sela bayu yang resah

Rasanya mereka ingin terus bermimpi
Jalan hayal pun terus berjalan
Namun kepedihan berkecamuk disanubari
Tak mampu melawan ketertindasan

Rakyat terbias luka
Gunda mereka pun kembali dalam kesenduan
Dan kelam kembali menyeruak dalam senyap
Bertahtahkan muram berbingkai pasrah

18 maret 2010