Terus Berkarya Tanpa Peduli Orang Lain Mau Menerimah atau Tidak - Siraj Anggara

Kamis, 27 Mei 2010

Jiwaku Telah Melebur Dalam Cintamu

Kusadari, bahwa aku yang salah

Telah melepasmu…



Kini, aku tak bisa menafikkanmu

Bahwa kaulah terindah…

Yang pernah mengisi hatiku…



Meski kini ku ada yang memiliki

Namun tak mampu…

Merubah cintaku padamu



Penyesalan kini telah hadir …

Di tengah rapuhnya hatiku…

Kebahagiaanku terpuruk dalam perih



Saat ini, aku tak bisa merasakan

Rasa cinta di saat bersamamu….

jiwaku telah melebur dalam cintamu

Sebatas Harapan

Aku tak pernah menginginkan
air matamu jatuh karna ku..
aku hanya ingin
bibirmu tersenyum
jika bersamaku...
dan ..bukan melemparkan sepi
menaburkan sunyi....
Di antara kita....
namun semua itu
hanya sebatas harapanku
Kini, biarlah rindu Yang sepi....
Menebang hatiku yang perih
Tebas dalam jiwa tersiksa
menatapmu dalam mimpi indahku...

Sendiri Dalam Sepi

Kini tak ada lagi dirimu
sunyi seras semakin menggigil
kehampaan yang kurasakan
tak lagi bertepi

Kerinduan yang tak berarti
semakin meluap dalm hati
bayang-bayang cintamu
selalu menjelma di alam fikiranku

Kini kutak lagi menanti
namun kunhanya merintih
hati resah dalm menggigil
sendiri dalm sepi

Dirundung Rindu

Ketika dirundung rindu

Wajahmu merayap dalam hatiku

dan merambat dalam anganku

Tertumpuk cinta dalam jiwaku



Kadang ku terdiam seribu bahasa

Pandanganku kosong jauh menerawan

Dan tak jarang

kumenangis dalam sepi



Dan… kini biarlah aku

Merasuk dalam jiwamu

Menungguh di telaga hatimu

Mengukir cinta di alam fikiranmu

Kasih Telah Pergi

…Dibalik luka
Kuberhenti berharap
Kesejukan embun pagi
Meredam perihku

…Tangisan hati
Kuberhenti menanti
Cahaya mengalir
Mengenai kegelapan hati

Kasih… telah pergi
Melepasku dalam sepi
Menghilang dalam sunyi
Hampa pun terdampar mati

Kasih… telah pergi
Tersimpang dalam hati
Melayang dalam rindu
Dan kenangan bersemayang di benakku

Pagi Yang Indah

Saat kuterbangun di pagi hari
kubuka jendela kamarku
Udara berhembus menawarkan kesejukan
ku menatapi indahnya dedaunan hijau
Angin mengetuk mendung
tetesan embun terus menitik
hinggap membasahi dedaunan
Pelangi membentang di udara
berbagi keindahanya
mewarnai pagiku
Mentari pun tak mau tertinggal
cahayanya hadir, membawa kecerahan
hingga, pagiku semakin indah terasa

Meninggalkan Kepedihan

Nafasku seakan terhenti
saat hatimu tak lagi inginkan aku
kau menusukkan kelam dihatiku
melepaskan diri dalam genggamanku
bergegas pergi,
saat ada dipelukku.
inginku mencari dirimu
kiranya tiada arti lagi
kau pun kini telah bahagia
meninggalkan kepedihan
dan… biarlah sedih ini terpendam
dalam rindu yang tak bertepi

Merah Putih Cinta

Engkau yang terindah
Yang pernah mengisi hatiku
Namun tak pernah
harapkan kehadiranku
engkau datang dengan cinta
dan pergi meninggalkan luka
merah putih cinta
kau persembahkan untukku
yang kini mewarnai hatiku
merah berarti luka
dan putih, tulus dan suci
itulah cinta yang kau miliki
membuatku terjatuh
kelimbah kehinaan

PENGORBANAN CINTA

Mengapa seseorang rela berkorban
demi cintanya..?
Mengapa seseorang rela menantang
maut demi mendapatkan cintanya…?
Kerelaan yang tak pernah
mengharapkan balasan
Ketika menetapkan hati
memberikan cinta
butuh sebuah pengorbanan
Karna kemestian cinta adalah pengorbanan
Ketika akal dengan segenap kecongkakannya menertawakan cinta
karna kesetiaan dan pengorbanannya
Cinta malah semakin bangga
di atas kesetiaan dan pengorbanaan
hanya api cintalah
yang mampu tuk berkorban.

Cinta Terakhir

Kepadamu tepatut hati penuh cinta
Cinta yang bersembunyi
Dibalik kegelapan
Kini kutemukan dalam cahaya

Sebuah hati menjadi lunak
Rindu yang selalu bergetar
Ketika bayangmu terlantung
Pada mimpi demi mimpi

Saat ini dan sampai akhir nanti
Cinta itu takkan pernah lari
Dalam kalbuku

Engakau cinta terakhirku
Namun takkan pernah berakhir
Walau jazatku kan terkubur dalam bumi
Cintaku tak kan pernah mati

Selasa, 25 Mei 2010

Perangkap Cintamu

Berlumut waktu kumenanti
Rasa mengembara dalam hatiku
Kucoba mengetuk pintu hatimu
Namun perih yang menyambutku
Kutelah terjerat
dalam perangkap cintamu
Tertipu oleh rayuan manismu
Hingga aku tenggelam
Dalam air mata perihku
Menghanyutkan seluruh cintaku
kedasar hatiku yang terluka
Kini tak ada lagi gelembung cintamu
dan nafas kasihmu
telah berakhir
Hingga cintaku mati
bersama mimpiku

CIGARETTES (rokok)

Dalam fikiranku ingin pergi darimu
namun rasaku tak mampu meninggalkanmu
Terkadang engkau menjauh dariku…
namun kau tetap teman dalam hidupku

Walau orang lain memakimu
tapi aku tetap bangga padamu
Walau aku sadar kau akan membunuhku
tapi rasaku engkau menghidupkanku...

Aku membakarmu…
bukan karna aku membencimu
namun aku hanya ingin
memberi kecupan untukmu..

Kau telah merasuki fikiranku
Merenggut rasa di hatiku …
Bibirku hampa…
Tampa… dirimu…

Tetesan Hujan Di Langit Mandar

Sinar mentari mulai meredup
Ditutupi awan mendung
Kemudian menumpahkan dinginnya
Keindahan kasih sayang

Tetesan hujan di langit mandar
Adalah tetesan-tetesan kehidupan
Membasahi semua apa yang di bawahnya
Menghidupkan segala yang di kenainya

Tetesan hujan di langit mandar
Adalah tetesa-tetesan kedamaian
menyirami jiwa yang gersang
memadamkan api amarah

Tetesan hujan di langit mandar
Adalah bitiran-butiran cinta
Yang menetes dalam hati
Menenggelamkan sepi dalam sunyi

Setetes guratan hujan
Menjelma pelangi indah
Membingkai matahari yang redup
Menghentikan aliran-aliran ritihan perih

Tuhan… jangan kau biarkan tetesan darah
mengalir ditanah harapanku
jangan kau biarkan tetesan airmata
yang mengalirkan kebencian yang perih
dalam duka yang lara

tuhan tetaplah Engkau tumpahkan
tetesan-tetesan cintah-Mu
tetesan-tetesan kasih-Mu
yang mengalirkan kehidupan damai

Senin, 24 Mei 2010

Dimana mereka

Salahkah jika aku bertanya…?

Diamana mereka…?
yang menjanjikan kesejahteraan
benarkah rakyat sudah sejatrah

tapi mengapa masih banyak rakyat miskin…
menagapa masih banyak rakyat buta rungu….
ada apa dengan rakyat…

mengapa rakyat masih saja
menjerit dalam penderitaan
dan selalu ada di bawah penindasan

dimanakah mereka…?
Yang menjanjikan kebebasan
Ternyata rakyat belum terlepas penjajahan

Penggusuran terjadi dimana-mana
Banyak Anak-anak yang tak mengenal pendidikan
Hak rakyat terinjak-injak

Dan Sadarkah mereka…?
bahwa kursi yang mereka duduki
Adalah hati rakyat

Sadarkah mereka…?
Bahwa AC yang mereka nikmati
Adalah kepercayaan rakyat

Sadarkah mereka…?
Bahwa plat merah yang mereka tumpangi
Adalah kaki rakyat...

Dimana hati mereka…?
Mengapa pedang kekuasaan
terus mengiris kepedihan rakyat

Dimana fikiran mereka…?
Mengapa Api keserakanhan terus membakar
Kehidupan rakyat tiada henti

Apa salah rakyat…?


11 Pebruari 2010

Bulan dan Bintang

Bulan bersinar dan tersenyum
Bersembunyi di balik awan
Dia tersenyum karna masih bisa Menyinari bumi dan isinya

Namun dia bersembunyi
Karna tak sanggup melihat bumi
yang tercabit – cabit

bintang indah bertabur dalam pekat malam
berkedip seakan kelilipan
dia bertabur tuk menghkiasi malam

namun dia terus berkedip
tak tahan melihat tatanan bumi
yang selangkah lagi dalam kehancuran

Pemimpin harapan kami

Wahai, pemimpin harapan kami...
Jangan kau lukai negri ini
memaksa rakyat mencicipi perih

Jangan kau sakiti negri ini
Mengalirkan derita yang menyayat hati
Menganiaya rakyat miskin

Jangan kau tipu negri ini
dengan memeras hasil peluh rakyat
mengambil segala hak mereka

Jangan kau bohongi negri ini
Dengan janji-janji yang tak bermakna
Tapi kami butuh tindakan

Kami katakan... jangan...
Jangan sentuh negri ini
dengan tangan kotormu

Jangan kau mendekat
Jika kau tak bisa mengartikan luka
Yang telah lama mengiris rakyat

Jangan kau hembuskan badai
Gemuruh keserakahan
Yang mengombang-ambingkan kehidupan


Jangan ketika hanya kepentinganmu
Kami butuh seorang pemimpin
bukan pemimpi

10 Pebruari 2010

Biarlah kami memilih

Biarlah kami memilih...
Pemimpin Sesuai nurani
Menentukan kehidupan bangsa
Menata indonesia pada perubahan
Biarlah kami memilih...Pemimpin
Yang ingin mengabdi kepada negara
Mampu membangkitkan negri
Dalam keterpurukan
Kami tak perlu retorika, rayuan manismu
Tapi kami butuh komitmen
Kami tak perlu janji-janji semu
Tapi kami bukti bukti
Kami tak perlu lembaran uangmu
Tapi kami butuh perhatianmu
Kami tak ingin jatuh dalam jeratanmu
Maka biarlah kami memilih
Kami ingin keadilan
Tapi enggan diberikan
Kami butuh perhatian
Tapi tak pernah dipenuhi
Kami hanya ingin kepastian

Dewa Kehancuran

Dewa kehancuran telah turun kebumi
menyelinap disetiap benak manusia
Tebar pesona disetiap mata
dengan bertopenkan kebenaran

Dia menjelma sebagai pahlawan revolusi
Bisikan-bisikannya menghipnotis
di Segenap jiwa
hingga menyebar di mana-mana

Disetiap lantunan kata terucap
meluluhkan dan menghanyutkan
hingga terngian hampir tiada salahnya

Mereka selalu berbicara kebenaran
namun mereka jualah
yang mendustakan kebenaran

Mereka selalu menawarkan solusi
namun mereka jualah
yang mengundang volusi

Mereka yang berdiri menegakkan hukum
namun mereka jualah
yang menafikkan keadilan

Mereka selalu menawarkan perdamaian
namun mereka jualah
yang mengundang peperangan

Karna kerakusanya
mereka selalu nampak didepan layar kaca
layaknya selebriti
mendominasi seluruh media

Tiada yang mampu mengusirnya
dimuka bumi ini
semakin dicoba untuk dibunuh
malah beni-beni Dewa Kehancuran
semakin meluap dan membumi

Dan kini biarlah waktu
yang mengakhiri langkahnya
dan menhapus segala jejak mereka.

Tak Terbendung

Hati sebening embun
debu-debu dosa beterbangan
bergulir dalam kehidupan
telah merabunkan mata hati

Hati pun mendung dan merintih
menitikkan gerimis air mata
selalu diterjang badai kehancuran
di tengah-tengah keinginan hasrat

Hati bergeser dari tempat berpijak
keyakinan tak tebendung lagi
keserakahan pun mengalir deras
di sela-sela kehidupan

Taman kehidupan mulai gersang
kesejukan pun nampak jauh terasa
tak ada lagi yang mampu menyadap
kekejaman kehidupan yang tak sedap

Pembenaran Menjadi Kebenaran

Pembenaran kini menjadi sebuah kebenaran
pembenaran telah menggeser kebenaran
pembenaran kini bertahta diatas kebenaran
pembenaran menjadi raja iatas raja….

Kebenaran telah menangis…
kebenaran telah merintih…
kebenaran telah pergi..
kebenaran telah menghilang

Kebenaran kini di persimpangan jalan
hanya kearifan dan kesadaran...
yang akan mematahkan sebuah pembenaran
untuk mengibarkan bendera kebenaran…

Kebenaran kini bersembunyi di balik kegelapan
hanya cahaya ilmulah…
yang akan menghancurkan hijab pembenaran
untuk menampakkan sebuah kebenaran

Buaya-Buaya Nakal

Aku tersenyum untuk melupakan kepedihan
tapi tangisku tak kunjung redah
disaat buaya-buaya itu nakal
menikam dari belakan
untuk memangsa semua hak rakyat
buaya-buaya itu berendam dalam lumpur politik
aku herang dengan buaya itu
karna dia mampu menelang banyak mangsa
hampir semua orang patah harapan
melihat keganasannya
dia tidak hidup dua alam
tapi mampu menguasai dua alam
kemudian menindas habis-habisan
senyumannya mampu menghipnotis semua manusia
dan meracuni tatanan bangsa
dialah yang memporak-porandakan negri ini

Masikah Keadilan itu Merupakan Mutiara Kehidupan


Keadilan yang dinantikan
Dan sebuah harapan besar setiap insan
Keadilan bagai hujan dan terik matahari
Yang menyejukkan dan mengahangatkan hidup ini
Tapi harapan itu pupus
saat terjatuh pada sebuah janji yang semu.
Sebuah fatamorgana keadilan
yang kembali menampar kesadaran
tentang keadilan yang berjuta-juta dialunkan
Masikah keadilan itu merupakan
Mutiara kehidupan
Jika hanya keserakahan adalah pedang kehancuran
kenapa ketidakadilan begitu semena-mena
mendiktekan kehancuran kehidupan
di mana mutiara keadilan itu?
Yang sekian lama dinantikan
Sejak kehidupan begitu kejam
Sampai hari ini tak datang jua
Alur kehidupan menggigilkan belantara tangis
dan dera luka batin disetiap insan
yang merindukan keadilan
keadilan yang akan melekatkan
di lekuk insan pada kelayakan hidup
janji-janji keadilan
hanya sebuah sepenggal dusta
yang datang menenagkan hati
kemudian pergi meninggalkan perih.
Bulan menaburkan cahaya
dan kerdap-kerdip bintang dilangit tua
memaksa terbang melambung tinggi
dalam khayalan tuk melihat sebuah keadilan.



Sabtu, 22 Mei 2010

Kemana Kita Dibuang oleh Penguasa

Mengapa kita kehilangan cahaya
Ketika kita rindu dengan kebebasan
Malah kita terpenjara erti
Yang meneteskan duka

Mengapa ketika kita ingin kepastian
Kita pun selalu tertipu oleh kebohongan
Dalam ketidak jelasan
Yang membentuk ketiadaan

Kengapa ketika kita dalam kejujuran
Kita selaluh ditemani fitnah
Yang berkabung dalam gelap kehidupan
Kemudian menghuja dalam tangisan

Mengapa ketika kita ingin
menggenggam kebenaran
selalu saja manisnya dosa
terlempar dalam hidup kita yang hampa

Mengapa disaat kita merintih
Memanggil keindahan
Kesepianpun datang mencaci
Menertawakan butiran-butiran air mata

Mengapa disaat kita melawan
Sakit yang tak terhingga
Kita semakin tenggelam dan terhanyut
dalam ranah kekosongan

Mengapa disaat kita terus bertahan
kita semakin terguyur dengan penindasan
memaksa meledakkan jiwa
dan mati dalam kehinaan

Mengapa ketika kita bersabar
Mengecup hati yang hening
dan menanti sebuah cinta dan kasih sayang
Kita semakin terpuruk dalam kebecian

Kemana kita di bawah oleh nasib
Kemana kita dibuang oleh penguasa
Dimana kita menempuh jalan pembuangan
Dan hidup dalam peransingan

Jumat, 21 Mei 2010

Bumi Telah Menangis

perjalanan manusia
Menapaki kehidupan bumi
Warna warni hidup datang silih berganti

bumi yang lelah dengan kesabarannya
meluapkan
segala jeritannya
di daratan dan dilautan

bumi yang sekarat dan lemah
tak mampu lagi membendung
segala makhluk yang berkaki tiga

bumi yang geli
tersentu tangan-tangan jahil
hingga bumi dalam ketimpangan

bumi yang sesak
menghembus gunung-gunung hingga meletus
ombak menghempas disepanjang daratan

bumi meneteskan peluh
terus menitik bagai batu
hingga menelang segala isinya

bumi yang letih
dipijak oleh kaki-kaki yang angkuh
hingga terbelah dan runtuh

bumi yang telah keriput
diselimuti make up teknologi
terkesan cantik dan begitu indah
kini dalam kepincangan

bumi telah menangis
dalam diamnya menyimpan rindu
rindu memeluk para pendusta kebenaran

Janji-janji Manis

Pesta demiokrasi politik
Dimana Agama sebagai pelampung
Ditengah samudra politik
Janji-janji manis beterbangan
Di tengah pablik
Dengan tiada henti
Berkoar-koar memperjuangkan
Hak rakyat menuju kesejahteraan
Mereka adalah tempat rakyat
Berteduh dari panasnya ketertindasan
Dan sebagai tempat meluapkan
Curhat bagi keterpurukan kemiskinan
Namun kini kenyataan pun
Menampakkan diri mereviw kembali
janji-janji manis yang telah terukir
di tengah harapan seluruh rakyat
bukan kesejahetraan yang terjadi
namun kemelarantan yang menjadi-jadi
penindasan pun semakin memanas
dan kemiskinan semakin bangga
di atas keserakahan.

Kamis, 20 Mei 2010

Di bawah Permalingan Di balik Jabatan

Rakyat kecil selalu menjadi korban
Pemerkosaan hegemoni politik
Yang selalu memuja nafsu animalisme
Dan kini masyarakat lemah
Begitu sulit mengontrol prestasinya
Untuk mencapai tangga kehidupan manusiawi
Mereka tertekan oleh petualang nafsu keserakahan
Mereka selalu ada dibawah
Permalingan di balik jabatan
Yang selalu ingin memiliki keuntungan
Mereka terus tertindas… tertindas…
Dan terus tertindas
Dan ketika mereka tertindas
Ustazd budak Neolib, penjual ayat-ayat Tuhan
Datang kemudian berkata:
Sabar...!!! “sabar itu disayang Tuhan…
Dan ketika kamu bersabar
Nanti kamu akan masuk syurga…”
Tapi apakah sabar itu hanya terdiam
dan menerima semua ketidak adilan,
kemuadian sabar itu
akan bisa menyelesaikan persoalan?
Tidak… tidak… kita harus melawan
Jangan mau jadi tumbal keserakahan.

Cinta Salah Tingkah

Cinta begitu mudah diucapkan
Dengan kata-kata indah
terkadang cinta jadi korban
Para pecinta yang salah tingkah

Hingga cinta itu semakin abstrak
Tapi sebenarnya cinta itu begitu nyata
Jika pecinta itu mampu memahami
makna yang tersembunyi dibalik cinta itu

cinta seorang pemimpin
adalah cinta yang dinanti oleh rakyat
namun kini telah ternodai oleh kata dusta
yang bersemi dalam janji-janji semu

rakyat pun begitu sulit memahami cinta
bersama harapan yang telah sirna
kemudian terhempas oleh badai kebohongan
hingga hati rakyat berlumurkan luka

cinta sang pemimpin
kini hanya bisa berbuah tetesan air mata
yang menggilas kehidupan rakyat
dalam kelam kegelapan

Sabtu, 01 Mei 2010

SEBENING KEINDAHAN BARANE DI KALA SENJA


Sekilas mata memandang lautan
Sebening keindahan Barane di kala senja
menciptakan kedamaian
yang begitu memikat hati

Seolah hembusan angin menyapa
Mebisikkan kebahagiaan
Melepaskan semua lelah
Kemudian meredam tangisan jiwa

Ombak yang berbuih putih
Menjerit memanggil-manggil
mengajak menikmati indahnya syurgawi
hingga hati terasa sedemikian fitri

Terdengar suara merdu
kicauan burung terbang di udara
iramah terindah mengalung dalam hati
seperti nyanyian bernada cinta

sang pecinta pun asyik
bercengkrama dengan sang kekasih
tak sadar bahwa senja akan menjadi saksi
sejarah bagi mereka

dan ada pula yang disertai dengan gurau
meriahkan hatinya
menikmati keindahan
di bawah langit yang berawan

Mentari menderang dalam cahayanya
merubah warna samudra
diwarnai beribu cahaya
hingga seluruh alam berselimut cahaya

dan ketika cahaya itu mulai memudar
terlihat perahu berdayung di atas laut
laksana bayang-bayang mengikuti cahaya
kemudian senja pun meninggalkan kegelapan



Kenangan Muram



Di sela pikiranku yang menerawan
Berbisik dan bercengkrama
Di bawah gemerlap musim panas
Aku mencoba menganalisis kerinduanku
Aku menyerah pada imaginasi
Membias tentang masa lalu
memeberikan umpan pada otakku yang terbatas
terus bercabang tak berujung
masa laluluku yang begitu muram
yang kini masih terapung dibenakku
saat kenangan itu kembali
dalam hayalku seakan-akan terbang
pergi menjauh dariku
dalam serpihan-serpihan kabur bertuturan
seperti badai salaju yang berhembus
betapa perih mengingat masa lalu itu
menghimpung dan menusuk
kemudian memeras seluruh sari kalbuku
air mata pun tak cukup
meredam hatiku yang telah pata.